Selasa, 18 Januari 2011

AKAN KAH PANCASILA MUSNAH DARI PERADABAN BANGSA INI..?

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjalanan Sejarah Bangsa Indonesia tidak terlepas dari bagaimana para kaum intelektualnya mengupayakan kemerdekaan bangsa ini, para kaum intlektuallah yang telah berjuang bersama dengan rakyat Indonesia dan menjadikan bangsa Indonesia menjadi suatu Negara yang memiliki konstitusi tersendiri dan merdeka, Sehinga kita anak cucunya sampai saat ini masih dapat merasakan buah hasil dari perjuanagan mereka. Sebelum bangsa Indonesia mencapai kemerdekaannya bangsa Indonesia terlebuh dahulu di jajah oleh belanda beserta koloninya dan jkepang dengan bala tentara samurainya. Diperkirakan pada abad ke-15 bangsa penjajah telah masuk dan bermukim di Indonesia, dengan tujuan ingin menguasai kekeyaan alam yang ada di Indonesia terutama rempah–rempah. Karena bangsa Indonesia dikenal kaya akan rempah-rempah, dan kekayaan hutan serta alam lainnya. Melalui perjalanana sejarah panjang di katakana bahwa bangsa yang pertama kali masuk ke Indonesia (Negara Nusantara) adalah bangsa Portugis dan Spanyol, yang kemudian di susul oleh Bangsa Inggris, Swiss Polandia dan Belanda, akan tetapi kebaradaan bangsa bangsa tersebut memprakarsai bangsa Indonesia menjadi Negara jajahan . Lantas yang menjadi pertanyaan dan perlu kita kaji secara bersama-sama adalah, mengapa bangsa colonial bisa di terima dan hidup di Indonesia? Lantas kenapa bangsa Indonesia bisa mejadi bangsa yang terjajah sampai 350 tahun? Dan mengapa sekarang putra-putri penerus bangsa telah menghapuskan sendi-sendi nilai dari sejarah itu sendiri?. Lantas dimana jati diri bangsa, seolah-olah bangsa ini lupa akan jati dirinya, dan bahkan rakyatnya sendiri telah lupa akan jati diri bangsai ini. yang telah di perjuangkan selama lebih dari 43 tahun mulai dari 1902 sampai 1945 sehinga bangsa Indonesia ini merdeka atas dasar peresatuan dan kesatuan yang utuh. Banagsa Indonesia lahir dari sebuah peradaban manusia nusantara bukan dari manusia-manusia Negara lain. Untuk mengtahui perjalanan bangsa Indonesia melalui sejarah Maka di sini penulis meminjam uangkapan yang telah di ucapkan oleh Ir. Soekarno, “ Jangan Pernah Meninggalkan Sejarah”, yang sering dikenal dengan sebutan “ Jas Merah “ agar kita lebih mengenal lagi seperti apa kebudayaan dan perjuangan nenek moyang bangsa ini, di sini juga penulis akan mengajak para pembaca melihat akehidupan social bangsa Indonesia pada saat sekarang ini, apakah kehidupan bangsa sekarang ini sudah sesuai seperti kultur bangsa yang berasaskan atas Pancasila serta memiliki kebudayaan bergotong-royong dan bahkan masyarakat bangsa ini sangat di kenal sebagai, masyaraakat yang cinta akan perdamaian serta kesopanana oleh bangsa asing. Dan apakah kalimat yang menjadi cita-cita bangsa yang telah tertuang di dalam pembukaan UUD 1945 terlaksanakan oleh para pemerintahnya atau oleh masyarakatnya sendiri, jangan sampai cita-cita di dalam pembukaan UUD tersebut hanya menjadi suatu angan-angan saja. Adapun tujuan dari penulisan serta penyampaian makalah ini kedepan para pembaca, agar kita sama-sama mengerti apa yang dimaksud dengan Pancasila, serta cita-cita bangsa yang termuat di dalamnya. Karena sangat menyangkan ketika kita melihat kondisi dan keadaan bangsa sekarang ini dengan banyak para pelaku politik yang sudah tidak menghargai apa makna dari Pancasila tersebut. Di samping itu juga banyaknya kepentinagn-kepentingan luar yang mau merubah serta menggerogoti dengan berkeinginan menggantikan idiologi Pancasila dengan idiologi mereka. Sangat ironis memang ketika kita melihat terjadinya pertikaian antar umat beragama dan antar umat seagama. Pancasila disini dianggap sebagi berhala yang hanya akan membawa kerusakan serta kehancuran bagi Negara Indonesia. “Apakah ia?” sebuah idiologi bisa membawa kehancuran bagi bangsanya sendiri, atau bukan sebaliknya bahwa orang yang tidak mengrti akan makna idiologi tersebut yang akan menghancurkan bangsa ini. Semoga dengan lahirnya makalah ini memberikan rasa ketidak puasan kepada para sekalian pembaca serta pandangan-pandangan yang mampu mengkeritisi dari isi makalah ini. Karena penulis meniru sebuah pesan yang di ungkapkan oleh Enstain yang menngatakan “Jangan pernah puas dengan apa yang kamu ketahui dan jangan pernah menyerah dengan apa yang kamu tidak ketahui” Demikian penyajian makalah ini semoga bermanfaat bagi semuanya. BAB II AKANKAH PANCASIAL MUSNAH DARI PERADABAN BANGSA INI A. SEJARAH LAHIRNYA NEGARA NUSANTARA sebelum Negara nusantara yang lahir dari Sumpah Palapa Patih Gajah Mada yang merupakan patih dari kerajaan Majapahit, terdapat banyak kerajaan-kerajaan yang berkuasa di Indonesia di antaranya adalah kerajaan Kutai, Terumanegara, Kerajaan Holling/ Kelling, Sriwijaya, Mataram Hindu Buddha, dan Majapahit, sebenarnya masih banyak kerajaan-kerajaan besar yang pernah berkuasa di Indonesia akan tetapi melihat dari keterbatasan penulis maka penulis hanya menggambarkan tiga dari kerajaan terbesar di Negara ini. 1. KERAJAAN SRIWIJAYA Kerajaan Sriwijaya terletak di Sumatra Selatan, dan beribu kota di palembang. Kerajaan sriwijaya merupakan kerajaan salah satu kerajaan terbesar di Indonesia, dan salah satu kerajaan yang terkenal di dunia, seperti halnya Kerajaan Majapahit di jawa timur. Kerena kedua Negara ini telah menjalin hubuingan kerjasama dengan raja-raja di India dan tiongkok (China), dan wilayahnya meluas sampai keluar wilayah Indonesia sekarang. Pada jaman Sriwijaya banyak di temukan prasasti yang berhurup palawa berbahasa melayu kuno antara lain prasasti kedukan bukuit di bukit Siguntang dekat Palembang, yang menceritakan tentang kehebatan Sriwijaya dengan menaklukan Bangka dan Kerajaan Melayu di Jambi. Kerajaan sriwijaya menjadi maju dan mengadakan hubungan dengan kerajaan di India setelah rajanya yang bernama Raja Bala Putra Dewa. Raja Bala Putra Dewa ini adalah raja terakhir dari Kerajaan Syailendra di Jawa Tengah. Ketika dia kalah perang oleh kakaknya yang bernama Pramodha Wardani, yang di nbantu oleh Rakae Pikatan (suaminya), Raja dari kerajaan mataram hindu, kemudian ia lari ke Sriwijaya yang kebetulan raja sriwijaya waktu itu adalah Raja Darma Setru yang adalah kakak dari ibunya Raja Bala Putra Dewa, yang kebetulan tidak mempunyai anak, sehingga dia diangkat sebagai raja menggantikan Raja Darma Setru di kerajaan Sriwijaya. 2. KERAJAAN MATARAM Kerajan mataram di bagi menjadi dua wilayah yaitu kerajaan Syailendra yang berpusat di magelang, dan kerajaan mataram berpusat di Prambanan, kedua kerajaan ini terletak di jawa tengah. Syailendra adalah kerajaan yang menganut agama Buddha sedangkan kerajaan mataram menganut agama Hindu, dari kedua kerajaan itu pada mulanya Syalindra merupakan kerajaan yang paling kuat, ini di buktikan dengan adanya prasati Kalasan (778 M) yang meminta pada raja mataram yang pada saat itu di jabat oleh Rakae Panangkaran, untuk mengijinkan pembuatan candi Buddha di Kalasan dan mendirikan Vihara yang menrupakan daerah kawasan Mataram. Kejayaan Syailendra terjadi ketika di perintah oleh Raja Samarattunga yang merupakan penganti dari Raja Indra. Pada masa raja samarattungga di buat candi Buddha terbesar di dunia yaitu candi Borobudur, yang merupakan satu diantara tujuh keajaiban dunia, tetapi sebelum candi itu selesai beliau wafat dan di teruskan oleh anaknya yang bernama Raja Bala Putra Dewa, anak selir dari putri Sriwijaya. Bala Putra Dewa diangkat menjadi raja karena anak dari permaisuri yaitu Putri Pramoda Wardani tidak mau dinobatkan menjadi raja karena merasa tidak mampu. Setelah Pramoda Wardani menikah dengan Rakae Pikatan dari dinasti Sanjaya Raja Mataram, Pramoda Wardani di bujuk oleh susminya untuk merebut kembali kekuasaan di Syailendra dari Raja Bala Putra Dewa dan pada akhirnya kerajaan Mataram berhasil menundukkan kerajaan Syailendra. Sedangkan Raja Bala Putra Dewa melarikan diri ke Sriwijaya dan menjadi raja di kerajaan Sriwijaya. Kerajaan mataram menjadi maju setelah di pimpin oleh Raja Rakae Pikatan, di samping membuat banyak candi Hindu daerah kekuasaannya sampai ke wilayah jawa timur. Raja mataram lain yang pandai dan terkenal adalah Raja Sri Maharaja Watukura Diah Balitung yang memerintah sampai tahun 910 M. Diah Balitung inilah yang menyatukan kembali kerajaan yang telah terpecah pada waktu masa dua raja setelah meninggalnya Rakae Pikatan. 3. KERAJAAN MAJAPAHIT Kerajaan Majapahit di dirikan pada tahun 1293 M, oleh seorang Raja yang bernama Raden wijaya. Raden wijaya adalah Cucu dari Maesa Cempaka pembantu setia di kerajaan singosari yang pada saat itu di pimpin oleh Raja Wisnu Wardhana. Dan merupakan menantu dari Raja Kertagama yang tewas di tangan besannya sendiri yaitu Raja Jaya Katwang ayah dari seorang menantunya yang bernama Ardharaja yang berasal dari kerajaan kediri dan di Bantu oleh kerajaan Mongol. Setelah Raja Kertagama tewas ditangan besannya sendiri, maka Raden Wijaya melarikan diri ke Madura yang mana pada saat itu yang berkuasa di sana adalah Banyak Wide yang diangkat menjadi bupati di Madura dengan Gelar Arya Wiraraja, dan Raden Wijaya di terima dengan baik oleh Arya Wiraraja dan membuat siasat bersama dengan adanya pasukan Mongol yang segera mendarat di Gersik Jawa Timur. Atas kesepakatan keduanya mereka akan menyambut pasukan dari Mongoldan bersama-sama menggempur kediri. Tentu saja ajakan ini di terima dengan gembira oleh pasukan Mongol. Sekalipun Mongol membawa pasukan yang kuat, akan tetapi mereka tidak tahu medan pertempuran yang akan di hadapi. Dengan pasukan Raden Wijaya yang di Bantu oleh pasukan dari madura yang di pimpin oleh Arya Wraraja, maka dapat di ketahui kelemahan Jayakatwang dan selanjutnya pasukan Jayakatwang bisa dihancurkan. Dan pada akhirnya Raden Wijaya Mendirikan sebuah Kerajaan yang di sebut sebagai Kerajaan Majapahit. Prasasti pertama yang di buat oleh Raden Wijaya adalah Prasasti Buta pada tahun 1294 M. Prasasti ini memmuat peristiwa keruntuhan kerajaan Singosari dan perjuangan Raden Wijaya untuk mendirikan kerajaan. Kidung Harsa Wijaya dan Kidung Panji Wijayakrama yang menceritakan Rasen Wijaya ketika menghadapi musuh dari Kediri dan tahun-tahun awal perkembangan majapahit. Sebelum adanya bangsa yang bernama Indonesia, terlebih dahulu bumi pertiwi ini di kenal sebagai Negara NUSANTARA yang berasal dari sebuah kitab karangan MPU TANTULAR yaitu “Kitab Pararaton” yang juga memuat tentang ungkapan dari PATIH GAJAHMADA ketika diangkat sebagai patih Amangku Bumi Majapahit setalah menggantikan Arya Tadah. Sumpah dari Gajahmada tersebut di kenal dengan SUMPAH PALAPA (Tan Mukti Palapa). Isi dari sumpah tersebut adalah “Aku akan hidup sederhana sebelum nusantara dapat di satukan di bawah Kerajaan Majapahit” maka dengan sumpahnya tersebut lahirlah Negara Nusantara. Sehingga kejayaan Majapahit di kenal sampai kenegri luar serta Negara Nusantara bukan hanya berada di wilayah pulau jawa saja akan tetapi sampai ke wilayah Thailan di sebelah barat dan Irian Jaya di sebalah timur. B. BANGSA INDONESIA LAHIR DARI NEGARA NUSANTARA Sejarah lahirnya bangsa Indonesia ini adalah berawal dari tahun 1908 di mana pada saat fase ini di kenal sebagai fase kebangkitan nasional yang sering di peringati pada tanggal 20 Mei tiap tahunnya. Pada saat itu dalam pergerakan mahasiawa Indonesia yang membentuk gagasan Budi Utomo adalah mahasiswa yang berada di dalam negeri sendiri seperti Wahidin, Sutomo, Gumawan, Mangun Kusmo, Goembreng, Mohammad Soleh dan Sulaiman. yang memiliki tujuan serta visi yang sama yaitu membangun masyarakat Indonesia yang lebih cerdas, dan di dalam satu lingkup kesatuan yang di sebut sebagai Indonesaia. maka pergerakaan pada masa itu dikenal sebagai gerakan BUDI UTOMO, bukan sebatas di sana saja tetapi masih banyak lagi jenis pergerakan serta perjuangan bangsa Indonesia di antaranya gerakan Sumpah Pemuda yang lahir dari hasil pemikiran putra bangsa ini sendiri yang terbentuk dari seluruh gabungan pemuda Indonesia yang beraal dari seluruh wilayah Indonesia sperti: Jong Java, Jong Sumatra, Jong Ambon, Jong Minahasa, Jong Selebes yang sering kita peringati setiap tanggal 28 Oktober 1928 tiap tahunnya. Adapun tokoh-tokoh yang terlibat dalam pengikran sumpah pemuda ini adalah,Ir. Soekarno, Drs. M. Hatta, Mr. Soebardjo, K. H. Agus Salim, M. Yamin dan mereka-mereka semua yang merupakan pemuda dan mahasiswa yang berasal dari Indonesia dan melanjutkan setudynya di negeri belanda. Adapun bunyi dari Sumpah Pemuada adalah sebagai berikut: 1. Kami putra putri Indonesia mengaku berbangsa satu bagsa Indonesia; 2. Kami putra putri Indonesia mengaku bertanah air satu, tumpah darah Indonesia; 3. Kami putra putri Indonesia mengaku berbahasa satu bahasa persastuan Indonesia. Dengan adanya yang mempersatukan jiwa dan raga bangsa Indonesia ini, maka pada saat itu pulalah, keinginan untuk memperjuangkan kemerdekaan bangsa lahir, serta tersusunlah strategi yang merupakan awal dari perjuangan bangsa Indonesia. Sejarah perjuangan banagsa Indonesia, dari awal dimulainya pergerakan bermula dari keinginan serta ambisi mahasiswa yang merasakan diri sebagai Negara jajahan dan telah bosan menjadi bangsa yang terjajah. Pada tahun 1927, beberapa tokoh dan kelompok partai buruh bermunculan. Mereka mewakili nasionalisme jajahan dan banyak hal bebas dari ikatan baik islam formal maupun komunismae. Beberapa dari mereka yang masih berada di garis depan selama tahun 1930-an juga menjadi figur penting bagi kemerdekaan Indonesia sampai hari ini. Generasi baru nasional ini dalam beberapa hal berbeda dari kebanyakan para pendahulunya. Mereka pada umumnya mewakili horizon intelektual yang lebih luas. Satu hal misalnya, hampir semua tokoh baru ini lulusan universitas dan membentuk sebagian dari elite intelektual yang perlahan tumbuh menjadi unsur penting dan di segani dalam struktur social Indonesia. Dalam hal ini lagi banyak dari mereka yang berfikiran serta berorientasi Marxis, akan tetapi Marxis mereka meskipun mendominasi tentang keadaan social dan ekonomi, hanya dalam aras politik saja, dan tunduk kepada prinsif-perinsif nasionalis mereka. Meskipun masyarakat medeka yang mereka gambarkan di dasasrkan atas beberapa ajaran sosialisme yang umum, para tokoh baru ini tidak ingin di belokkan dari tujuan nasionalisme mereka baik oleh komintern maupun internasional kedua . Fase terakhir pendudukan Jepang di Indonesia hanya belangsung selama tiga tahun setengah, namun dalam beberapa hal cukup signifikan dalam membentuk perkembangan pasca perang sepeti halnya hubungan yang bebda-beda dengan belanda. Laporan lengkap tengtang masa pemerintahan Jepang dan arti penting bagi Indonesia termasuk dalam cakup study ini. Akan pengaruh selama tiga tahun setengah tersebut terhadap masadepan Indonesia tetap tetapi perlu disimpan dalam ingatan. Ketika tekanan para nasionalis terhadap belanda semakin gencar menuju puncaknya dan dasar-dasar masyaarakat Indonesia setelah lama terkikis mulai bangkit, jepang memberikan tanda yang melahirkan serangkaian reaksi tarhadap kejadian-kejadian itu jelas di pengaruhi dan dipicu oleh peranan Jepang. Beberapa diantaranya adalah buah langsung kebijakan pendudukan Jepang; bahkan banyak di antaranya adalah produk tidak langsung aksi-aksi Jepang untuk tujuan-tujuan yang sama sekali berbeda. Ini karena pendudukan Jepang seperti halnya semua pendudukan Militer, menghasilkan sejumlah konsekuensi-konsekuensi yang tidak bisa dielakkan, bila tidak direncanakan. Seperti yang telah dicatat oleh salah satu mahasiswa Jepang pada masa itu bahwa bagi negara-negara Asia Tenggara, perang pasifik tidak hanya berarti “ pembebasan dari satu jajahan saja akan tetapi sekaligus memberikan mereka sarana untuk mendapatkan semangat terhadap pemerintahan tangan besi pendudukan angkatan perang Jepang.” Bukan hanya semangat untuk melawan yang oleh kebijakan Jepang, tetapi juga latihan-latihan praktis, Militer dan Menejemen yang memungkinkan orang-orang Indonesia mengekspresikan semangat-semangat terbaru. Pada mulanya, sebagian besar penduduk Indonesia menerima kekuasaan pendudukan Jepang dengan penuh rasa ingin tahu niat baik. Bagaimanapun juga Jepang adalah saudara Asia yang telah mengiring keluar angkatan bersenjata berat dan dalam hal itu di terima dengan penuh rasa hormat dan restu yang luas. Cepatnya angkatan perang Jepang menghancurkan perlawanan belanda menambah kesan rakyat terhadap kejumawan Jepang; yang lebih penting lagi adalah bahwa Jepang telah mempermalukan belanda di mata sebagian besar orang Indonesia dan membuat mereka percaya bahwa belanda bukan lagi sebuah lawan perang yang hebat seperti yang mereka percayai sebelumnya. Kekecewaan terhadap majikan baru ini tidak lama muncul juga, tetapi ini tidak meengurangi pengaruh dari perubahan-perubahan yang dibawa oleh masa pendudukan serta tidak menghilangkan naiknya moral bangsa Indonesia dan semangat kaum nasionalis yang terjadi tepat sesudah perubahan-perubahan ini. Kebijakan penduduk berbeda di pelbagai wilayah nusantara bukan hanya karena perbedaan wilayah geografis yang berada di bawah komando militer yang terpisah tetapi juga perbedaan-perbedaan pendapat tentang kebijakan pendudukan seta mengenai setatus Indonesia pasca perang; antara angkatan perang jepang, dan Navy; dan antara Komando Tertinggi Militer dengan Depertemen Luar Negeri Jepang. Meskipun demikian, pengaruh kebijakan pendudukan terutama yang di berlakukan di Jawa dan Sumatra memiliki pengaruh luas ke seluruh penjuru negeri. Salah satu kebijakan pendudkan terpenting adalah dorongan yang diberikan kepada organisasi-organisasi Indonesia baik organisasi politik, militer, maupun keagamaan. Organisasi-organisasi yang diseponsori Jepang karena pemerintahan pendudukan Jepang mencoba memanfaatkan mereka untuk bertarung sesama mereka, malah memberi dasar-dasar organisasi yang baik kepada para tokoh nasionalis ketimbang yang pernah mereka dapatkan sebelumnya. Factor penting lainya adalah menyentuh kebijakan jepang terhadap bahasa, pendidikan dan komunikasi. Bahasa Belanda dan bahasa Barat lainnya di larang. C. LAHIRNYA PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA DAN FALSAFAH BANGSA INDONESIA Dalam pidatonya pada tanggal 1 juni 1945 Sukarno mengatakan di depan anggota Badan Pengawas Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Doukuriyu Zyunbi Tyoosakai. Pancasila terlahir dari adat masyarakat, pancasila bukan pradigma yang dilahirkan dan diberikan oleh bangsa jepang maupun belanda, dengan tegas sukarno mengatakan pancasila adalah yang menjiwai bangsa Indonesia menjadi bangsa persatuan dan kesatuan. Lahirnya pancasila bukanlah hasil pemberian dari bangsa luar dan bukan pula peninggalan penjajahan Belanda maupun Jepang seperti apa yang di gambarkan kebanyakan para tokoh islam progresif (Islam garis keras). Dalam mengartikan Pancasila mereka salah, Pancasila bukanlah Tuhan (Pancasila Not Is a Good) yang perlu di sembah oleh masyarakat bangsa Indonesia seperti apa yang diutarakan oleh para kiyai, ustad, dan para mubalik islam garis keras tersebut. Pancasila adalah jiwa bangsa yang mendorong masyarakatnya untuk memeluk agama dan kepercayaan serta beribadah menurut agama dan kepercayaan yang di yakininya sebagai mana di katakan di dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 29 ayat 2, dan di dalam ayat 1 dengan tegas pula di katakan Negara Indonesia berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Apa kurang jelas apa yang dimaksudkan di dalam UUD 1945 tersebut.? Namun ada pernyataan yang mendasar yang sering di ungkapkan oleh orang-orang islam Radikal yang perlu kita kaji bersama yaitu “Negara Indonesia adalah Negaranya orang-orang kafir karena memiliki dokterin dari berhala yang di jadikan landasan dasar bangsa ini, bukan Al-Qur’an dan Hadis.” Penulis tetap berpendapat bahwa Negara Indonesia bukan Negara yang terbentuk berdasarkan atas agama tertentu, satu golongan tertentu, satu suku tertentu, dan bahkan bukan pula satu kelompok tertentu, akan tetapi terbentuk dan lahirnya bangsa Indonesia adalah hasil jerih payah para tokoh-tokoh pejuang dan rakyat yang berjuang untuk mengusir para penjajah dengan cara bersama-sama. Maka dalam pidatonya Sukarno mengatakan dengan tegas Indonesia adalah: 1. Negara Kebangsaan 2. Internasionalisme atau Prikemanusiaan 3. Mufakat atau Demokrasi 4. Kesejahtraan Social 5. Ketuhanan Yang Maha Esa Dalam pandangannya Sukarno juga memberikan penjelasan tentang makna Pancasila sebagai dasr Negara dan idiologi Negara. Sukarno juga mengatakan di dalam sidang BPUPKI jika tuan-tuan sekalian dan bangsa Indonesia tidak suka dengan angka lima, maka saya memiliki gagasan untuk menganti pancasila dengan angka tiga atau Trisila, adapun isi dari Trisila yang saya usulkan ini adalah : 1. Berdaulat dalam Pemerintahan 2. Berdikari Dalam Perekonomian 3. Berdaulat Dalam Kebudayaan. Dan sukarno juga mengatakan jika tuan-tuan dan rakyat bangsa Indonesia tidak setuju dengan angka tiga maka saya mengusulkan Trisila atau Pancasila diganti dengan satu sila atau Ekasila yang berisiakan satu kalimat saja yaitu GOTONG ROYONG, karena Gotong Royong merupakan kebudayaan masyarakat bangsa Indonesia. Inilah pandangan Sukarno tentang Pancasila, dan ada beberapa tokoh yang ikut terlibat di dalam Perumusan Dasar Negara yaitu Mr. Muhamad Yamin, Mr. Supomo,. Perumusan Pancasila sebagai Idiologi Bangsa bukan hanya kehendak seorang Sukarno saja akan tetapi perumusan Pancasila lebih-lebih di rumuskan oleh tokoh – tokoh yang lainnya. Di dalam pidatonya Mr. Muhammad Yamin mengatakan bahwa konsep dasar Indonesia merdeka adalah: 1. Peri Kebangsaan 2. Peri Kemanusiaan 3. Peri Ketuhanan 4. Peri Kerakyatan 5. Kesejahtraan Rakyat Sedangkan sebagia pelengkap pidatonya Mr. Muhammad Yamin menegaskan juga rancangan yang merupakan rumusan Pembukaan UUD 1945 atasadasar dari Pancasila tersebut. Rancangan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Kebangsaan, Persatuan Indonesia 3. Rasa Kemanusiaan yang Adail dan beradab 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan 5. Keadilan social bagi seluruh Rakyat Indonesia. Mr. Supomo yang mendapatkan giliran untuk mengungkapkan gagasannya tentang konsep dasar Negara merdeka. Di dalam pidatonya Mr. Supomo Mengatakan bahwa: “Negara hendaknya tidak menyatu dengan bagian yang terbesardari rakyat, juga tidak dengan kelompok ekonomi terkuat. Melainka harus mengatasi semua golongan dan kelompok dan semua Individu. Untuk menyatukan dengan seluruh lapisan Rakyat secara menyeluruh atau secara integral. Ini disebut paham atau ide Integralistik. Negara Indonesia harus menjadi suatu Negara nasional, Negara kesatuan, yang menyatukan semua agama dengan watak dan ciri-ciri khasnya. Kalau kita mendirikan sebuah Negara islam di Indonesia, maka itu berarti kita tidak mendirikan Negara yang menyatu dengan seluruh lapisan masyarakat, melainkan sebuah Negara yang menyatu dengan bagian terbesar dari rakyat Indonesia, ialah umat islam di Indonesia. Pancasila memiliki makna tersendiri, selain sebagai dasar Negara Pancasila juga memilki makna antara lain sebagai berikut: 1. PANCASIAL SEBAGAI IDIOLOGI BANGSA INDONESIA Pancasila yang dimaksud adalah seperti yang terdapat di dalam pembukaan UUD 1945, yang berbunyi,” ……ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatanyang di pimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan keadilan, serta mewujudkan keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia. Bagi bangsa Indonesia lima sila, lima aturan dasar, lima asas dalam pancasila, tidak dapat di pisah-pisahkankan, melainkan merupakan satu kesatuan yang bulatuntuk di laksanakan secara serasi dan utuh. Apabila dipandang dari sila dmi sila, nilai-nilai pancasila bersifat universal. Artinya, hampirsemua bangsa yang berdab memiliki keyakinan akan kebenaran dan kebikan dari makna yang terkandung dalam sila-sila pancasila. Sifat universal nilai-nilai pancasila itu bisa di uraikan sebagai berikut: “ Bahwa semua bangsa meyakini dan mengakui adanya tuhan atau kekuatan lain yang berada di atas kekuasaan manusia.” Bahwa semua bangsa mempunyai persatuan akan pangilan kemanusiaan, dalam artian semua orang memiliki hasrat ingin menolong sesama manusianya, lebih-lebih mereka yang dilanda kesusahan, serta bersikap saling menghormati diantara sesama manusia. Bahwa semua bangsa menjunjung tinggi hak-hak dan kedaulatan rakyatnya. Bahwa semua bangsa menginginkan kesejahtraan bagi seluruh rakyatnya, dn mencapai keadilan social bagi seluruh rakyatnya. Tidak ada bangsa yang menginginkan atau kemelaratan untuk rakyatnya. Di samping itu pancasila juga memiliki kedudukan serta fungsi bagi bangsa Indonesia diantaranya: 2. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Yang artinya; Pancasila dapat mempersatukan kita, serta memberi petunjuk dalam mencapai kesejahtraan dan kebahgiaan lahir dan batin dalam masyarakat Indonesia yang beraneka ragam sifatnya. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, berarti pancasila merupakan konsepsi dasar tentang kehidupan yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia dalam mengarungi hidupnya menghadapi tantangan yang ada. Pancasiala mengandung gagsan dan fikiran, tentang kehidupan yang di anggap baik dan benar bagi bangsa Indonesia yang brsifat majmuk. Pancasial sebagai pandangan hidup bangsa merupkan kristalisasi nilai-nilai budaya yang dimiliki bangsa Indonesia sendiri yang diyakini kebaikan dan kebenarannya. Pancasila di gali dari budaya serta kepribsdisn bangsa sendiri yang sudah tumbuh dan berkembang berabad-abad lamanya. Dengan demikian, pancasila sebagai pandangan hidup mencerminkan jiwa dan keperibadian bangsa Indonesia itu sendiri. Dengan pancasiala sebagai pandangan hidupnya, bangsa Indonesia memandang dan menghadapi masa depan dan mengisi kemerdekaannya dengan penuh percaya diri. Selain itu, nilai-nilai pancasila yang unifersal sangat cocok pula untuk bangsa kita yang majmuk baik suku, ras, maupun agama dan kepercayaannya. Itu juga berrti persatuan dan kesatuan bangsa akan senatiasa tetap terpelihara. Semboyan “Bhineka Tunggal Ika,” memperkokoh harapan itu. Bangsa Indonesia tumbuh dan berkembang sebagai bangsa yang majemuk(pluralistis), dan bukan bangsa yang monolitis. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, juga berarti bahwa pancasila jga menjadi pedomn dan penuntun dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pancasila menjadi parameter, (panduan) bersama untuk semua bangsa yang majemuk ini. Dalam kehidupan beragama misalnya, pancasila mengayomi semua agama yang ada, dan tidak hanya satu agama saja. Isi dan jiwa dalam pancasial samasekali tidak bertentangan dengan tujuan agama dan keyakinan spiritual seseorang. Dengan pancasila, setiap insan Indonesia bebas menjalankan ibadah menurut kepercayaannya. Ketetapan MPR RI No. XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia, dalam bagian pendahuluan alenia ke-4, antara lain menybutkan sebagai berikut; “Bangsa Indonesia menjunjung tinggi dan menerapkan Hak Asasi Manusia dengan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa.” Jelas sekali bahwa pancasila merupakan patokan dan pedoman hidup bagi seluruh aspek kehidupan bangsa. Singkatnya, pancasila merupakan tolak ukur kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang di proklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. 3. Pancasila Sebagai Dasar Negara Indonesia Artinya; Pancasila merupakan sumber hukum dasar nasional, sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945, alenia ke-4. Pancasila pada dasarnya sebagai dasar Negara berarti, bahwa pancasila menjiwai hukum dasar tertulis (konstitusi), Negara Kesatuan Republic Indonesia setelah di proklamirkan kemerdekaanya pada tanggal 17 Agustus 1945. ini berarti bahwa pancasila merupkan dasar untuk mengatur penyelenggaran Negara, dalam menata 4. Pancasila Sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia Pancasial memberi corak yang khas kepada bangsa Indonesia, serta merupakan cirri khas yang membedakan bangsa Indonesia dengn bangsa-bangsa yang lainnya. Panca yang di rumuskan dari nilai-nilai kehidupan rakyat Indonesia, sejak jaman nenek moyang hingga sekarang ini, adalah sesuatu yang menyebabkan bangsa kita berbeda dengan Negara lainnya. 5. Pancasila Sebagai Perjanjian luhur rakyat Indonesia Perjnjian luhur rakyat Indonesia yang disetujuai oleh wakil-wakil rakyat Indonesia menjelang dan sesudah proklamasi kemerdekaan yang kita junjung tinggi, bukan sekedar karena ia di temukan kembali dari kandungan kepribadian dan cita-cita bangsa Indonesia yang terpendam sejak berabad-abad yang lalu, melainkan karena pancasila mampu memberiakan bukti kebenaranya setelah diuji oleh sejarah perjuangan bangsa. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Indonesia Negara yang berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa dan bukan Negara agama sebagai mana doktrin-doktrin yang sudah menjamur di kalangan masyarakat dewasa ini. Indonesia sangat memandang dan memberiakan kebebasan kepada siapa saja untuk membentuk kepribadian masing-masing melalui agama dan keparcayaan sebagaimana yang terdapat di dalam UUD 1945 pasal 33 ayat 2, serta sebagaiman yang tertulis dengan jelas di dalam butir-butir pancasila yaitu sila ke 1. Pancasila adalah Idiologi bangsa yang terbentuk dan terlahir karena pemikiran putra bangsa dan pancasila bukan sebagai tuhan seperti apa yang di sangkakan oleh kebanyakan umat islam di negeri ini, perlu di kaji ulang apa makna yang terselumbung di dalam pancasila tersebut. DAFTAR PUSTAKA Soenarno T. Hardjono, (2008), Awas Bahaya Nekolim, Sekretariat DPP-PAKORBA, Jakarta. Mulyana W. Kusumah, (2002), Tegaknya Supremasi Hukum, Terjebak Antara memilih Hukum Dan demokrasi, Rosda, Bandung. H. Muhammad Yamin. Prof. Mr. (1959), Naskah Persiapan Undang-Undang Dasar 1945, Siguntang, Jakarta. Kaelan dkk, (2007), Memaknai Kembali Pancasila, Lima Management, Yogyakarta. Jeanne. S. Mintz. (2003), Muhammad, Marx, Marhaen, Akar Sosialisme Indonesia, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Adi Suryadi Culla, (1999), Politik Indonesia Kontemporer, Patah Tumbuh Hulang Berganti, Sketsa Pergolakan Mahasiswa Dalam Politik Dan Sejarah Indonesia (1908-1998). Raja Grafindo Persada, Jakarta. BP-7 Pusat, (1993), Bahan Penataran P-4, UUD 1945, dan GBHN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar